Sabtu, November 22, 2008

-> SK JUMAT BEBAS MOBIL, ... DICABUT?

Sabtu, 22 November 2008

"Kalau sudah tidak mampu melaksanakan aturan yang dibuat sendiri
lebih baik dicabut saja SK-nya. Dari pada harus dilanggar terus,
kan malu!'

ujar Ketut Agung Nurjaya (Bali Post Sabtu Wage, 22 November 2008)

Ucapan I Ketut Agung Nurjaya, Anggota Komisi A DPRD yang konon didukung oleh koleganya IB Ketut Kiana di atas ada benarnya sebagai sebuah peringatan kepada eksekutif agar mampu melaksanakan aturan yang dibuatnya sendiri" Tapi, ucapan "........ lebih baik dicabut saja SK-nya!" konotasinya lebih banyak "kontra produktif" terhadap esensi dan tujuan dikeluarkannya SK Jumat Bebas Mobil. Sebagai legislator, keduanya seharusnya berkepentingan senantiasa memberikan motivasi kepada eksekutif (baca: Pejabat!) untuk setia atau tidak mengingkari ucapan sendiri ("Satia Wacana"). Tidak ada yang salah dengan SK Jumat Bebas Mobil tersebut, tidak perlu ada peninjauan. Apalagi hendak dicabut! Yang perlu ditinjau adalah "mental" pelaksananya, dan dukungan berbagai pihak dan masyarakat.

Esensi dan tujuan diterbitkannya SK Jumat Bebas Mobil sudah jelas; antara lain, untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor dan mengurangi tingkat kekroditan di kota Denpasar. Sangat tidak bijak ketika upaya mengurangi EMISI mengalami kendala, buru-buru disikapi dengan naiknya EMOSI. Menurunnya EMISI penting, tapi mengendalikan EMOSI jauh lebih penting. .... pak!"

Sebagai salah seorang anggota masyarakat yang sangat mendambakan "Denpasar bersih", mampu mengurangi polusi dan kekroditan; saya MENOLAK SK Jumat Bebas Mobil dicabut! Ini adalah kemunduran!

Seharusnya SK tersebut senantiasa disegarkan pelaksanaannya dengan aktivitas-aktivitas yang lebih produktif, bahkan dipertajam dengan kebijaksanaan yang lebih mendukung terhadap tujuan dan esensi SK Jumat Bebas Mobil tersebut. Jumat bersepeda misalnya? Kenapa tidak!!!

Kepada anggota DPR yang terhormat menjadilah tauladan, jangan malah mengeluarkan kata-kata yang kontra produktif. Beri contoh! Bila perlu turunlah (sekali-kali) ke lapangan bersama eksekutif dengan bersepeda (baca: tidak dengan mobil dinas!). Masalah ada Pejabat yang perlu membawa mobil karena tugas pelayanan mengharuskannya, jangan dibahas!

Untuk Bapak Walikota yang sekarang (walaupun SK Jumat Bebas Mobil) adalah produk Walikota pendahulunya, mudah-mudahan tetap bijak menyikapi wacana yang "kontra produktif". Ibarat memancing, kalau belum dapat ikan, .... bukan "pales" (alat memancing)-nya yang salah. Mungkin "umpan"-nya yang belum pas, mungkin juga kailnya perlu diganti, dan atau mungkin ikannya yang belum mau makan, sabarrrrrrrrrrr pak!!!!

Kepada siapa saja, kalau anda berfikir tentang generasi penerus, mencintai lingkungan adalah harga mati!

Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru, Astu......!!!!!
Salam Satak

4 komentar:

  1. Tulisannya sangat lugas, sekali...salut...semoga sukses selalu...

    BalasHapus
  2. Suksma sahabat Bumi, selamat berjuang !

    BalasHapus
  3. Pak Dewa.. blognya penuh sekali sekarang hehehe tulisannya juga enak dibaca nih.. kapan kita genjot lagi, Pak?

    BalasHapus
  4. Suksma Bung Endra comment supportnya.
    Ya, beginilah seorang "pengacara", Night Writing-lah ....... haha .... terkena sensasi Night Riding!
    ngenjot? ayo ....., tapi kanggoang gebug tua ...

    Salam satak!

    BalasHapus