Senin, November 10, 2008

-> 3RD Satakcc Annual Tour d'Karangasem 2008_Charity for Seraya

Minggu, 9 November 2008;
Sejak pukul 06.00 wita pesepeda yang tergabung dari beberapa club sepeda di Denpasar, seperti:

sudah pada berdatangan di Jl. Surapati, tepatnya berkumpul di depan Banjar Kayumas Kaja Denpasar.
........ sebenarnya ada lagi dari club-club lain, tapi logonya tidak sempat disiapkan,...."Ampura!"... kerja panitia harus lebih pro-lah. Kemudian masih banyak lagi pesepeda perorangan dari Denpasar, Kapal, Celuk, Canggu ........ dan sekitarnya. Sekali lagi, tanpa mengurangi rasa hormat dan/atau mengecilkan arti ..................... maaf!

Ngapain....? Demo ............. ?????
Ah semuanya juga nggak.......!
UUP sudah tidak perlu diurus........,
"kenken je keneh'e ditu, jek jalanin be, ... sing maan ngerungwang ye!...ha..ha..ha..ha!"
Amrozi Cs juga sudah di DOR tadi subuh .........;
HIDUP HUKUM!!!!!!

Kekhawatiran hujan akan mengguyur Denpasar seperti Sabtu malam sebelumnya sirna!!!! Seakan-akan:
"Baliku" berhenti menangis ...............,
l
antaran "hukum positif" akhirnya ditegakkan juga di negara ini ....".
Cuaca yang cerah sangat mendukung suasana pagi itu, "pushbikers" tampak bergairah dan bersemangat akan mengikuti:

PELEPASAN
Tepat pukul 06.30 wita;



Ketua Satak CC Banjar Kayumas Kaja Denpasar/I Dewa Made Merthakota didampingi Kelian dan tokoh masyarakat Banjar Kayumas Kaja, melaporkan kepada Bapak Walikota Denpasar, bahwa Tour d'Karangasem siap digelar.

Tour ini adalah kali yang ketiga sejak tahun 2006, salah satu upaya mengkemas "kesenangan" sekaligus "sosialisasi" komunitas sepeda dalam masyarakat.
Sosialisasi bagi sebuah komunitas adalah sangat penting artinya, agar terjadi saling menghargai, saling menghormati di dalam komunitasnya dan atau dengan komunitas "lain" dalam masyarakat.
Walaupun sepeda memiliki keunggulan tidak mengeluarkan EMISI, tapi tetap saja pengendaranya memiliki EMOSI. Untuk itu bagi komunitas sepeda, mereka harus menyadari bahwa mereka hanyalah salah satu dari berbagai ragam komunitas dengan profesi/"kesenangan" lainnya dalam masyarakat secara umum, ......... apapun atau siapapun komunitas itu, ........ mereka juga mempunyai ego-komunitas yang sama. Setidaknya mereka harus dapat menjaga "diri", ...... untuk tidak menjadi dan/atau tidak dianggap ingin menjadi masyarakat yang "exclusive".

Kepada komunitas sepeda, mari kita rebut simpati masyarakat luas, jangan antipatinya (... buiihhh tegeh gati rawos'e ru ....!!!). Hidup sepeda !

Sekitar 120-an pesepeda telah siap menggenjot sepedanya menuju Karangasem.
Route Denpasar-Seraya akan ditempuh dalam beberapa etape, yaitu Denpasar-Goa Lawah, Goa Lawah-Candi Dasa, Candi Dasa-Amlapura (Br. Pekandelan), dan Br. Pekandelan, Amlapura-Seraya Tengah.

Sasaran pertama adalah "megibung" di Banjar Pekandelan......, sebuah "atraksi budaya" jamuan makan bersama yang sangat menarik!!!! Sasaran Kedua; dilanjutkan menuju SD 1 Seraya Tengah, bergabung dengan tim medis RSUP Sanglah yang sedang memberikan pengobatan cuma-cuma kepada masyarakat Seraya, dan sasaran ketiga, adalah sebuah antiklimaks :

"penyerahan bantuan tangki air kepada masyarakat Seraya Tengah".
Yang mengejutkan sekaligus membanggakan atas kehadiran Bapak Walikota Denpasar di tengah-tengah pesepeda pagi itu, .....beliau datang


(sebuah contoh yang sangat strategis untuk terwujudnya jumat bersepeda di Denpasar ... Astu!).
Wah... wah ...wah, tampaknya Pak Walikota akan ikut genjot ke Karangasem nich!......!!!! sungguh tambah menyegarkan suasana.....

Ketika memberikan kesan dan pesannya; Walikota Denpasar/Bapak Ida Bagus Rai Darmawijaya Mantra, SE, MSi sangat mendukung kegiatan seperti ini: "Kegiatan bersepeda tidak saja sangat menyehatkan pengendaranya, tapi juga menyehatkan lingkungan!!!!; lebih-lebih kemudian dikemas dengan aktivitas sosial-kemanusiaan yang sangat membantu pemerintah dalam pembangunan kota Denpasar. Ke depan, tolong kami dibantu untuk mengajak masyarakat b.e.r.s.e.p.e.d.a.
Selamat bersepeda, tolong berhati-hati di jalan karena jarak yang ditempuh cukup ramai dan jauh!" pesan beliau.

Setelah memberikan pesan, Bapak Walikota menuju sepedanya. Kemudian, Kelian Banjar Kayumas Kaja Denpasar/I Made Gede Sugiartha mengibaskan bendera start setelah melakukan lima hitungan mundur (count down):
"Lima, ..empat, .. tiga,.. dua, ..satu ...... .... GOOOooooo ....!

Bapak Walikota Denpasar didampingi juga oleh Direksi Umum, Direksi Pelayanan Medis RSUP Sanglah Denpasar, dan disusul oleh tidak kurang dari 120 pesepeda langsung menggenjot sepedanya, ......... meluncur meninggalkan Balai Banjar Kayumas Kaja Denpasar......., ke timur melintasi jalan Hayam Wuruk, belok kanan menuju Yang Batu, (wah....wah... kenapa belok?), genjot terusssss ......., berbelok menuju jl. Cok Agung Tresna ....... (jangan-jangan mau pulang ke grya nih ye !!!!!)

Bapak Walikota dan Direksi RSUP Sanglah mengakhiri genjotannya di depan Rumah Bapak Walikota ....(bener kan, beliau mau pulang, ......baru 3km pak wali ......., sampun seduk? ...... ha..ha.... beliau langsung pulang ke "grya"nya), .....sedangkan peserta tour d'Karangasem langsung lepas ke timur melanjutkan perjalanan menuju Karangasem.

"Selamat jalan, hati-hati ...!"
Seru pak Walikota sambil melambaikan tangan
kepada pesepeda yang melintas di depan beliau....!


"Matur Suksma pak Walikota......!"

DENPASAR - GOA LAWAH.

Etape pertama adalah menuju Goa Lawah, dari bypass Ngurah Rai Sanur rombongan langsung menggunakan jalan bypass Prof IB Mantra.........,

Memasuki daerah Ketewel, pesepeda mulai disuguhkan turunan dan tanjakan, namun suasana pagi masih mendukung, walau rombongan mulai terpecah.......

Memang sejak pertama; tour d'Karangasem ini dimanfaatkan sebagai ajang genjot "long road" bersama komunitas. jadi, tingkat kecepatan agak maksimal ........., setelah beberapa km dari garis start, pesepeda mulai terpecah dalam kelompok-kelompok.
Para maniak-maniak sepeda tampak memimpin di depan dengan kecepatan rata-rata 30-35 km per jam.
Yang lainnya, pesepeda yang belum berpengalaman atau yang kurang porsi latihan sedikit keteter di belakang.
Tapi ........, jangan salah! kecepatan boleh kalah, tapi .... mental dan semangat boleh di uji ( ..... ha, ha...megadang gen gae brow....!!!!!!).

Penetapan etape dalam tour d'Karangasem bukan dimaksudkan untuk menghambat kemampuan pesepeda, tapi untuk menjaga kebersamaan dan yang tak kalah pentingnya adalah memberikan support kepada rekan-rekan yang tidak/belum biasa menempuh "long ride" dengan kecepatan tinggi.

Pukul 07.30 wita (sekitar 1 jam 10 menit) rombongan terdepan sudah memasuki Goa Lawah.
Tanpa komando pesepeda langsung "nyakupang tangan lan nunas Pakuluh" Ida Bethara sane melingga/melinggih ring Pura Goa Lawah, ...... dumogi selamet lan rahajeng, Astu...!!!
Kemudian mereka istirahat sejenak sambil menunggu rombongan yang lain .............. panitia sudah menyiapkan minum dan "biu melablab" (=pisang rebus), ........ untuk ganjel lapar (truck kali, .......di ganjel?).

Pukul 07.40 wita, rata-rata semua pesepeda sudah masuk etape Goa Lawah. Beberapa pesepeda sudah tampak di atas pick up......, ha....ha...... don't worry! sebentar dari Goa Lawah genjot lagi...........
Mendekati pukul 08.00 wita kita sudah start meninggalkan Goa Lawah. Sasaran berikutnya adalah etape Candi Dasa ...............................

Seperti etape pertama; setelah beberapa km meninggalkan Goa Lawah, .......... rombongan mulai terpecah.............................. Tanjakan-tanjakan panjang (sliding up) mulai menyiksa pesepeda......, sinar matahari juga mulai menyengat ................

"Genjot terus .......................!"

Tanjakan Padangbai.......... menuju manggis cukup melelahkan ........
Tapi, .... semasih dengkul bisa dibengkokkan..........., pantang turun dari sepeda .......

Di Candi Dasa, rombongan istirahat sejenak, tampak crew SatakCC membagikan air minum dan jeruk kepada peserta. Setelah berphose-phose sejenak, ..... rombongan lepas lagi dari Candi Dasa menuju Amlapura.
Medan neraka adalah "mendaki" bukit sanghyang ambu ........., tapi kalau mental tak tergoyahkan pasti dapat bonus ..........., nikmati turunan timur bukit sanghyang ambu menuju bugbug, namun harus tetap berhati-hati.....

Lepas Bugbug, medan neraka berikutnya adalah daerah Jasi menuju Kota Amlapura, hampir 4-5 km menaik bandel istilah pesepeda (baca: "sliding up") tanpa bonus.
Menempuh medan seperti ini, biasanya macam-macam keluar, pantat panas, lutut krepet-krepet (maaf! "butuh" semutan, kadang-kadang .................................... preeettttt! eh ... eh ....... eh ... eh ..... nggak sadar, keluar angin ...).

Coba lihat gayanya Ketut Karna Yasa, biker yang satu ini sudah "ngendah" gayanya .....helmetnya pindah dari kepala ke ketiak....ha....ha.....ha...., "Kenyel tutttt..????

Bagi yang sudah mengikuti 2 tour terdahulu atau memiliki "jam terbang" latihan yang cukup ...., pastinya tidak masalah, namun bagi yang pertama kali,..... agak keteter tapi ..... genjoooooot terus! Kamu pasti bissaaaaa!!!! Bayangkan nikmatnya "gibungan" dengan lampyongnya (maaf,... lembutnya daging nyonyok celeng) + t.u.a.k terbayang-bayang!! ha....ha.... "biin pesu bayu ne!" Biar di belakang......... yang penting sampai.......

Akhirnya, rombongan pertama kurang lebih jam 10.00
"Turah Gede ajak dr. Budi nyablaaaarrrr ..! Yande basangne seksi sajan.. !
oopp
s! bon sipah gung krocok, sere gen ...., bisa kalah bon laware!"
Pikir Puja sambil tersenyum manis.

sudah sampai di Banjar Pekandelan, disambut oleh Pak Dodek, Kelian Banjar Pekandelan, A.A. Ngurah dan beberapa masyarakat setempat.....

...."Lembo kiap kanti, ngantosang gibungan...?" ......

Setelah berhasil menembus jarak Denpasar-Amlapura, ...... suguhan kopi panas semakin nikmat.

Pukul 10.30 wita, Bapak Klian Banjar Pekandelan menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan dan mempersilahkan menuju "sele gibungan", satu "sele" (= porsi lawar dan nasi) untuk 6 orang, ada "sele" bab (i ) dan ada juga "sele" bab (2) alias kuwir ...... silahkan, silahkan!!
Mendadak sontak, suasana agak ramai ........., pesepeda disibukkan mencari partner megibung ........., Selamat megibung!!!!
Setelah itu, nyaris tak terdengar suara ..........., sibuk makan!! Terasa sekali kebersamaan ........, ya memang makan
bersama!

Kalau tidak habis tidak boleh pulang ....., ha...ha..........!




Oh ya, ........ tak ketinggalan ada tuak-nya lagi , ..... silahkan dinikmati tapi jangan banyak-banyak nanti seperti pak Noegroho, coba perhatikan kumisnya sampai putih kena tuak .....ha..ha..,

"tuak sebagai pengganti oralit
biar nggak kraammm..!
Pikir pak Noegroho.

jangan banyak-banyak pak!, ....karena sebentar masih akan genjot ke seraya!

Setelah istirahat secukupnya, pukul 11.30 wita rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju Seraya Tengah.
Tampak sedikit rona "kecut" di wajah pesepeda, kenapa? barangkali membayangkan tanjakan menuju Seraya Tengah .............. ah, itu hanya perasaan.
Sebagai gambaran: "Seraya Tengah lebih kurangnya 12 km dari kota. Dari kota sampai Taman Oejoeng Sukasada jalannya total menurun, "bonus" istilah pesepeda ....... sepanjang hampir 6 km, nah.........! sisanya kurang lebih 6 km lagi, ...... ya seperti "polisi tidur" gitu lah.
Asal masih bisa genjot pasti sampai. Yakin dan sumpah!


AMLAPURA - SERAYA TENGAH.
Beberapa rekan pesepeda banyak yang tidak menyertai karena kesibukan dan lain-lain ........., it's oke! Leluhur kita bilang: "Jangan pernah berhenti di tengah, pertunjukan harus diselesaikan .......!!!!!
Lepas dari Banjar Pekandelan, menuju Seraya, jalanan menurun sampai Taman Oejoeng Sukasada......... asssyyyiiiikk!!!!!!! Berbelok ke kiri dari Taman Oejoeng, .......... jalan mulai menanjak, sesekali turunan..... bonus.............

Namun, di sebuah jembatan di daerah turunan berkelok di Br. Mrajan-Seraya Timur rombongan di hadang oleh keramaian, apa yang terjadi ................?????
Salah satu rekan pesepeda mengalami kecelakaan ......... siapa????
ternyata Rawan (Purna Wirawan asal Yang Batu Taman) mengalami kecelakaan.







Oh my good, .......
........................................................... semoga selamat!





Bagaimana Kejadiannya? Saksi mata mengatakan bahwa Rawan berpapasan dengan sebuah truck, tampaknya Rawan tidak bisa mengatasi sepedanya, ... dan sepeda menyerempet dinding jembatan ..............., Rawan jatuh di sungai kering berbatu, kedalaman hampir 10m.




Dr Budi dan puluhan pesepeda sudah ramai di dasar sungai memberikan pertolongan.
Rawan dalam keadaan sadar, tampak beberapa luka di atas bibir, pipi dan kening.
"Coba angkat tangannya!" perintah dr. Budi. Rawan tidak dapat mengangkat tangan kanannya, diperkirakan ada patah di lengan kanan. Namun Irawan masih sanggup berdiri, ... sedikit dipapah berjalan.
Kemudian tandu ambulance sudah siap, Rawan di angkat ke atas. Dengan sigap para dokter yang ikut di rombongan berkomunikasi dengan RSUP.
Walaupun hari minggu, Rawan secepatnya di bawa ke RSUP untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Terimakasih Dokter Budi, Dokter Anak Agung Jaya, Tim Medis Ambulance, dan RSUP Sanglah atas pertolongannya.

Setelah Rawan dibawa ke RSUP Sanglah oleh Ambulance, tampak sedikit ketegangan di wajah pesepeda, ........ jangan larut, ayooo ..... lanjut genjot sekitar 4 km lagi! Tapi, ....... tanjakankan di depan "mesra" sekali ........................, hampir 3 km tanpa turunan dengan elevasi sekitar 15 - 20 derajat................. genjot terus .........

"Adah ...dah..dah ....., eiiii, eiiiii, eii..... !" teriak si pesepeda sambil megang betisnya....
"ohh, artinya kram, kram, kram ....., tolong!"
Salah satu teman kita, pesepeda The Deaf mengalami kram kaki. Aman, sudah ada orang Sandat di sebelahnya........
Sedikit mengenai The Deaf, semua anggotanya .........maaf, bisu-tuli. Mereka semangat sekali bersepeda dan kuat-kuat, ....... tapi sepiiiiiii!!!!!!! Mau tahu, handphone (HP) mereka semua 3G, jangan main-main ..............

Ada tip khusus bagi pesepeda, untuk mengatasi kram, ketika kita menempuh jarak yang jauh atau yang mengeluarkan banyak keringat, "minum air + oralit, ............ pasti tokcer!" Ini bagus untuk mengimbangi keluarnya electrolyte tubuh ......, ini kata tim medis ambulance. Ternyata terbukti .............. Cobalah!!!!!!

Dengan genjotan yang tertatih-tatih akhirnya sampai juga di SD 1 Seraya Tengah. Beberapa pesepeda perempuan dari Sandat CC tetap mengayuh sampai di tujuan ........, berkat support dari komandannya, Dr. A.A. Jaya Negara, ......tapi sayang pengobatan gratis sudah berakhir. Tim Medis sudah "tutup warung" dan masyarakat sudah pada pulang, .............................................. "Pocol limang rupiah!!!!!!"


PENYERAHAN TANDON AIR.

Walau pengobatan gratis sudah berakhir, ..... tidak apa-apa !!!!!!!
Ayoooo.....! lanjutkan lagi genjot menuju lokasi tandon di pertigaan banjar Gambang. Bapak Ketut Badra, Perbekel Seraya Tengah sudah menunggu di lokasi.

Tanjakan lagi pak, ......... nggak sudah menurun kok.....!
Masih jauh pak.................., nggak cuman 1 km, tuuuhhh kelihatan .............!!!. (Ah, .... kalau soal kelihatan, bulan juga kelihatan ................. jauh bung!)

Itu adalah pertanyaan-pertanyaan lirih dari rekan-rekan setelah menikmati "penyiksaan" tanjakan dari Oejoeng sampai Pasar Seraya Tengah.
Namun salut!!!!!!!! Mental mereka cukup kuat.

Di Lokasi Tandon air, wajah pesepeda tampak kembali sumringah.
Kelelahan tak tampak...., tampaknya mereka cukup bangga melihat tandon air fiberglass 5000 liter "duduk" dengan anggunnya di pinggir jalan, dekat pertigaan banjar Gambang.
Hampir separo dari biaya pengadaan tandon itu adalah sumbangan dari komunitas sepeda.


Tandon langsung diserahkan kepada Perbekel Seraya Tengah oleh Ketua Satak CC secara simbolis dengan membuka keran tandon, dan .........
...... air mengucur!
......semoga bermanfaat!


"Atas nama masyarakat desa Seraya Tengah, ....
Saya menyampaikan rasa bangga kepada pesepeda....
dan ........ terimakasih, terimakasih!"
Kata pak mekel sambil menyalami Ketua Satak CC.

Dengan penyerahan tandon air kepada Prebekel Seraya Tengah berarti selesai sudah rangkaian acara 3rd Satak CC Annual Tour d'Karangasem 2008_Charity for Seraya.
Sebelum meninggalkan lokasi, rombongan menyempatkan berfose di depan tangki air.

Beberapa pesepeda ada yang genjot pulang ke Denpasar, hebat sekali mereka ........ , seperti tidak pernah puas bersepeda. Sebagian terbesar di atas kendaraan karena berbagai alasan.

Dengan segala kerendahan hati Satak CC mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyelenggaraan Acara ini, dan terimakasih kepada Komunitas Sepeda Denpasar yang telah mendukung dan berpartisipsi, serta:

Terimakasih kepada :
1. PemProv. Bali;
2. PemKot. Denpasar;
3. RSUP Sanglah Denpasar;
4. PemKab. Karangasem;
5. Dinas Infokom PemKab Karangasem;
6. Bapak Dodek sekeluarga, Dane Klian Banjar dan warga Banjar Pekandelan Amlapura;
7. Kades & masyarakat Seraya Tengah;
8. Royal Tower, Kuta;
9. PT Busana Indah;
10. PT Jimmy Garment;
11. Joger Jelek;
12. Jayakarta Bike Shop;
13. PBF Cista Kirana Mandiri;
14. PT Aninda Expresstama;
15. Hotel Kayumas Inns;

"Thank's brow, see you next year ...!".Bye Myspace Comments
if you have comment and any idea, feel free to tell us .....


Salam Satak!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar