Sabtu, November 15, 2008

-> EMISI vs EMOSI

Di jaman sekarang ini di mana orang sedang getolnya "ngomong"-in PEMANASAN GLOBAL, bersepeda banyak dilirik sebagai salah satu alternatif untuk menguranginya.
Apapun bentuknya, mulai dari sepeda ontel, sepeda gunung, sepeda balap, BMX, low rider, dan sepeda "gayung" pada umumnya, memang mempunyai banyak keunggulan......., sehingga sangat beralasan dikampanyekan sebagai sarana transportasi alternatif yang membuat "sehat" sekaligus anti polusi karena tidak mengeluarkan gas buangan (emisi) yang mengotori udara.
Pemanasan global?
..... semata-mata akibat manusia....
yang cenderung s.e.r.a.k.a.h. !!!


Tapi, walaupun tidak memiliki EMISI, pengendaranya tetap saja memiliki EMOSI.

Seringkali terjadi bahwa ketika bersama-sama dalam komunitas; individu sering memperlihatkan tingkah laku yang aneh-aneh. Hal ini disebabkan oleh ego komunitas yang otomatis terbentuk karena berkumpulnya individu yang memiliki "kesenangan" yang sama.
Ego + komunitas
(baca: ego positif komunitas) pastinya tidak akan menimbulkan masalah tapi ego - komunitas (baca: ego negatif komunitas) yang perlu diwaspadai dan dikendalikan. Ego - komunitas tampak sebagai sebuah kecenderungan menaiknya emosi (temperamental & beringas) ....kadang berlebih-lebihan! Kasarnya, karena merasa "ter" ..... akhirnya, ...... menjadi a.r.o.g.a.n. Solidaritas yang terbentuk adalah solidaritas negatif (baca juga buta) yang sering merusak "lingkungan"

Manakala "emosi" komunitas sepeda mengarah negatif dan tidak terkendali, ............. merasa paling kuat, sok jagoan, atau merasa menjadi raja jalanan; ....... katakanlah begitu sebagai contoh, ...... keunggulan sepeda bukannya akan diterima sebagai sarana transportasi alternatif, tapi malahan dapat menimbulkan masalah baru di masyarakat...., ujung-ujungnya yang akan dituai adalah antipati.

Penting sekali sebuah komunitas memiliki visi dan misi, yang jelas. Dari visi dan misi inilah akan terarah aktivitas yang positif dan pada akhirnya akan mandatangkan manfaat ganda baik bagi komunitas itu sendiri, komunitas lain, dan masyarakat secara keseluruhannya.

Yang gampang-gampang sajalah; jadikan bersepeda sebuah "kesenangan", sarana berolahraga untuk memelihara kesehatan jasmani dan rohani, memupuk jiwa sportifitas , senantiasa berlalu-lintas yang baik, peka lingkungan-sosial, tidak menonjolkan apalagi mempermasalahkan perbedaan "kesenangan"/profesi dengan komunitas lain dan masyarakat pada umumnya tapi justru memupuk kebersamaan dalam beraktivitas.

Kepada komunitas sepeda, mari kita rebut simpati masyarakat luas, jangan antipatinya (... buiihhh tegeh gati rawos'e ru ....!!!).

Hidup komunitas sepeda !
Salam Satak.
(Aduh sudah jam 02.00 wita, tidur ah.... besok mau genjot ke Ubud, meramaikan rally PPM Ubud. goodnite!)

2 komentar:

  1. Wah Blog nya keren...
    semoga sukses selalu dan tetap semangat berjuang untuk Bali yang lebih baik.

    damai

    Agung Wardana

    BalasHapus
  2. Suksma rekan Bumi, ayo saling bahu membahu ....

    sukses.
    Salam satak.

    BalasHapus