Selasa, Januari 27, 2009

-> PATKAY imlekan ke tukad bangkung .....

Kayumas Kaja, 27 Januari 2009;
Trip kedua 2009, ..... persis libur Imlek 2560 tanggal 26 Januari 2009 dan persis pula pada saat terjadinya Gerhana Matahari Total I di tahun 2009 ~ konon akan terjadi 6 kali Gerhana Matahari di tahun 2009; dua kali di antaranya adalah Annular Solar Eclipse, tanggal 26 Januari 2009 dan yang kedua Total Solar Eclipse, tanggal 22 Juli 2009 ..., dan lebih beruntung lagi bahwa kedua Gerhana Matahari total ini akan dapat disaksikan dari Indonesia. 4 Gerhana yang lainnya; KLIK AJA PREDIKSI NASA, DI SINI!).

Biiih dewa ratu......, kok jadi sayen seh!

Untung cuaca cerah...........; perasaan was-was sejak sehari-duahari sebelum berangkat, karena biasanya kalau sudah "Galungan Cina" (Imlek) datang, pasti hujan deras disertai kerug-krebek (petir) dan angin kencang. Kata tetua kita, konon para Dewa Cina datang ke Bali, negakin jukung ....
Entah kenapa, sejak Sabtu, langit terang benderang ....... Apa para Dewa Cina nggak jadi datang ya .........? Atau mungkin karena tahu para "Patkay" akan meplesiran ke tukad bangkung .... hahaha!

Anyway, kita kumpul di Banjar pukul 07.00. Ada sedikit sarapan, ....... kanggoang telor rebus dan roti. Tampak dokter Buset, Pak Gede Darmajana dan Yuliarta ~ dua orang satakan pesepeda dari Melia Bali Sol menyertai .

Sambil persiapan, Yande (Alu) Arnawa memberikan sedikit "route direction", bahwa kita akan ambil jalur Sawah sebelum full onroad Sema na-Bongkasa-Petang-Plaga, dan .... finish di Jembatan Tukad Bangkung. Kemudian .........., setelah sempat berfose dulu di depan Balai Banjar ...... (apang ada anggo cita-cita .....), sekitar pukul delapan kita sudah lepas landas ................ lewat Jl. Ceroring ke utara.

Lancar-lancar saja perjalanan, .... pelan ~ sambil warming up ~ menuju persawahan Kedua via Penatih - jl. Cekomaria.

Masuk persawahan, seperti dugaan, walaupun sekitar dua hari tidak hujan tapi tetap saja yang namanya jalan setapak di persawahan........ bonyiiiiiooook dan bechiieeek!


Perjalanan jadi sedikit terseok-seok, ..... lambat! Di trek persawahan seperti ini keseimbangan dan handling kita di uji. Juga konsentrasi tentunya! Meleng sedikit pasti ......, neh neh .... kan betul! Hahaha .... rekan kita Beniarsa ...... terjun ke sungai irigasi tepi sawah.......byuuuurrrrrr! Sepedanya kelihatan, tapi orangnya sempat hilang ...... nyilem! Maklum air sungai cukup besar waktu itu ..... Wah, kesian juga, 2 hp basah ........., orangnya? jangan di tanya ...... Tapi nggak apa-apa, namanya juga genjot di sawah...., anggap aja mandi pagi, hahaha ......

Dipersawahan menuju Banjar Tingas, keseimbangan betul-betul di latih. Banyak jalan setapak yang sebenarnya bechieeek, ditutup jerami....., cukup menyulitkan. Meleng sedikit, pasti byuuurrrr!

Dari Br. Tingas, biasanya kita motong jalan lewat Bindu lanjut sawah menuju Br. Ambengan dan keluar di pertigaan kuburan Semana. Tapi teorinya Yande, kita persingkat, belok kiri via sawah Br. Lambing, keluar di desa Samana dekat dengan pertigaan menuju bongkasa. Yang lain sih oke-oke aja........., jalan baru juga tampaknya!
Teoriiiii ............!!!! maksudnya motong kompas tapi malah terseok-seok ............ Coba lihat Dr. Buset dan kunyit ......., nandan sepeda nih ye....! Capek deh ...!


Yande melenggang sendiri di pinggir saluran irigasi. Ya, dia habis ambil gambar teman-teman dengan kameranya. Awas hati-hati, ada gundukan somi (jerami) di depan, jangan-jangan lobang .


Neh, kan saja ....... brieeekkk! Yande mecelos!
............... titi (jembatan) kayu yang diinjek patah...............


Ini betul-betul nandan sepeda .............

........sepeda terpaksa di estafet! Belum lagi jembatannya dari pelepah kelapa, ... licin !!! salah sedikit pasti tergelincir. Apalagi sepatunya tidak nyengkrem sekali.

Aaiiiitt ... aaaittt! hati-hati


Cobak pikir ........., kenken carane negakin sepeda kalau treknya seperti ini, licin lagi ....
Hahaha ........., ngaba awak gen suba baat, .... capek deeehhh!!!


Yande sedang berpikir, Asane nyidang ..........,
....... masak terus gen nandan sepeda?


Yah, begitulah .......... lengkap sudah penyiksaan tahap pertama ........ Tanpa terasa, tenaga cukup terkuras, tampaknya rekan-rekan agak kelelehan. Tampaknya kita akan kesiangan melalap tanjakan Petang-Pelaga.


"Cara suud metekap (seperti habis membajak sawah)....!!!" kata dr. Budi.


Habis sudah route persawahan, sudah sekitar jam 10.00 lebih ................. Sasaran berikutnya adalah "tea break" di Mega Rafting, Bongkasa ..............

Ini perjalanan onroad dari Semana menuju Bongkasa. Sepanjang perjalanan di samping pemandangan perkampungan, persawahan juga paling dominan adalah Iklan murahan dari Caleg-caleg 2009 yang dipasang seenak perut ............. wah, pemandangan jadi kuotor buanget!
Kenapa sih harus buang-buang duit? Apa nggak ada cara-cara yang lebih kreatif? Kayak iklan kecap aja!!!!!

Ah, peduli amat ........, coba lihat, pemandangan seperti ini cukup banyak sepanjang perjalanan ke utara menuju bongkasa. Sawah yang ditanami semangka lengkap dengan gubuk dari plastik! Ah, Dewi Sri pasti tidak senang .....!


Ini juga pemandangan yang cukup banyak sepanjang perjalanan.
tak kalah dengan Specialized SX trail ......, ada minat......?



Sempat, sempatnya ............ pak Gede ini! kerrrrrr....kerrrrrr!!!
"Orahin ngabang galeng pak Gede?" Yuliarta cengir-cengir!


Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya kita sampai dan istirahat di halaman parkir Mega Rafting, di Desa Tegalkuning, Bongkasa.
Haha ..... pak Made Puja Marga dan Pak Made Raka Kapal sudah menunggu di warung di depan lapangan Bongkasa .......


Hari sudah menunjukkan pukul 12.00 ......., perut sudah kriaaaak ... kriuuukk! Maklum, tenaga habis terkuras, "metekap" di empat sawah.
Wah,....... ada suguhan teh panas, pisang rebus dan sela (ketela), lumayan .................. pake ganjel perut, asal jangan terlalu banyak, ........ nyanan gede entute!


Lepas Mega Rafting, Bongkasa, tanjakan mulai menggoda .............................. plus perut kroncongan ..... kloplah sudah. Pemandangan pohon di bawah ini adalah di pertigaan Anggungan. Kita akan berbelok ke kanan di sini .....






Ada turunan tajam dan di depan ada jembatan tukad ngongkong ....... Hati-hati, setelah turunan, yang agak patah ...... langsung tanjakan mesra lagi ........................................


Setelah beberapa kali tanjakan landai tiada henti, tak ada bonus lagi .............., kita masuk ke Jalan Raya dekat pasar Petang.
Seharusnya kita makan dulu, ...... tapi karena berpikiran tanggung, ....padahal sudah pukul 14.00 ....... pasukan bablas langsung ke utara menuju Plaga ......, katanya sekalian makan di Tukad Bangkung. Yang tidak tahu situasi sih ngikut aja ........................., padahal tenaga sudah terkuras!

Waduh ........, nggak tahan, sekian panjangnya tanjakan yang tiada maaf. Coba bayangkan, pedal sepeda kalau tidak digenjot, sepeda diam!!!!! sedangkan tenaga habis...! Airpun habis ...!!!!
Begitu lihat warung ........................., sepeda langsung dilempar. Sudah tak ingat harga sepeda. Tak urus....., kanggoang Pop Mie ............, ganjel lagi!


Bayangan sih, sehabis makan ... tenaga akan pulih walau sedikit. Tapi .......... kagak tuh......! Sepeda tambah berat dikayuhnya. Tanjakan juga nggak ada habis-habisnya!
Untung ada Pak Made Raka, ............. doroooonnngggg!!!!!!!!!!!!!!!
Akhirnya sampai juga di Pesanggrahan milik Pemkab Badung di Plaga, anggaplah pucak dari tanjakan, kita istirahat di warung ......... cari makan!
Situasi agak panas, kita putuskan untuk istirahat panjang di warung depan Pesanggrahan, Plaga. Jembatan Bangkung masih sekitar 800 meter di bawah, menurun agak curam dan panjang......., bonus, tapi nanti pulangnya penyiksaan lagi?

Yah, inilah beberapa gambar di Tukad Bangkung, Imlek 2560, 26 Januari 2009.

Cuaca terang, tapi awan mulai gelap mengumpul. Tampaknya bakalan hujan.


Ah, emang gue pikirin ........., lupakan panas atau bakal hujan, nikmati dulu suasana Jembatan.
Cukup banyak yang bertamasya ke jembatan ini, khusus melihat jembatan. Mudah-mudahan orang-orang yang berkuasa bisa pegang aturan untuk melarang membangun di sekitar tebing ...

Sedikit tentang Jembatan Jembatan Tukad Bangkung ~ Jembatan ini terletak di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, diresmikan penggunaannya oleh Presiden SBY, secara simbolis melalui penandatanganan prasasti bersamaan dengan peresmian dermaga Kapal Ferry di Nusa Penida pada 19 Desember 2006.


Tiga kabupaten terhubungkan oleh jembatan ini, masing-masing Badung, Bangli, dan Buleleng, sekaligus menjadi jembatan terpanjang di Bali dan diklaim sebagai tertinggi di Asia.

Jembatan Tukad Bangkung mempunyai panjang 360 meter, lebar 9,6 meter, dengan pilar tertinggi mencapai 71,14 meter, dan pondasi pilar 41 meter di bawah tanah. Jembatan itu berteknologi balanced cantilever, dengan estimasi usia pakai selama 100 tahun.


Dengan alasan supaya tidak mengurangi pemandangan di sekitarnya, jembatan itu tidak dibangun dengan atap di atasnya. Konstruksi jembatan itu diperkirakan tahan terhadap gempa hingga 7 skala Richter. Jembatan itu menggantikan jembatan lama yang letaknya berada 500 meter di arah selatan Jembatan Tukad Bangkung. Konon, untuk menyelesaikan jembatan ini APBD Provinsi Bali menghabiskan dana Rp 49 miliar lebih. Jembatan itu sekaligus memangkas jarak di jembatan lama sepanjang 6 kilometer.
Wah, .... pengalaman bersepeda ke jembatan ini akan menjadi kenang-kenangan bagi buyut kelak. Hahahaha .....






Puas menikmati pemandangan jembatan tukad bangkung, ......it's time for us to go home .......! Awan cumulus nimbus dengan titik-titik airnya tampak semakin mengumpul. Ahhh ... sebentar lagi akan turun hujan. Sudah terbayang, lepas plaga pasti akan diguyur hujan ......


Lupakan dulu hujan, nikmati dulu penyiksaan menjelang bonus pulang, ......... tanjakannya panjaaaaaang buangeeeet ........., kurang lebih sekitar 800-an meter dari bibir jembatan tukad bangkung sampai di pesanggrahan milik pemda Badung, di atas.
Haha ...., bagi patkay tua, adanya Pak Made Raka betul-betul adalah penolong yang dikirim dewi Kwan im ~ Ibarat pelatih yang sedang melatih anak asuhannya ~ dengan segala kerelaannya siap mendorong rekan-rekan yang nggak kuat. "Ayo doyooooonnggg, ..... doyooooonggg, .. duyuuuuu!"
Suksma buanget Pak Made Raka .........!

Begitu tiba di puncak, depan pesanggrahan ....... pasukan langsung tancap gas .... wessssss! Sing dadi sambat sara! Bonusssssssssssssssssssssss! Tapi tetap harus berhati-hati ......, yang paling ngeri membayangkan ketika menikmati turunan tajam dan panjang ~ "Jajik ping srining ...... pang de ja! ~ mudah-mudahan tidak ada ban pecah, "jelijih" (pasir!), rem blong, ......... satu lagi karena di pedesaan harus awas dengan tingkah polah anjing yang tiba-tiba nyebrang di hadapan anda....
Benar aja, .......Lepas Plaga, hujan sudah turun ~ Be Positive! Hujan memang ditunggu-tunggu sejak sabtu. Sudah menjadi pertanda, bahwa setiap menunggu Imlek setidaknya 2 - 3 hari sebelumnya biasanya pasti turun hujan plus angin kencang ~ ....... byuuurrrrrrr! bak disiramkan dari langit!
Hati-hati dengan lubang di jalan yang ketutup air.
Waduh ..., semakin deras! ~ .......................... Siapa takut!
Suasana tambah asyiiiiik, ..... sambil kedinginan menikmati (bonus) turunan Plaga-Petang-Carangsari ........... teruuuuussssss ...........
Aha ... Sangeh pada sepi, ......mungkin prajuritnya Sun Go Kong pada kedinginan .......

Saking asyiknya bersepeda sambil berhujan-hujanan, sampai lupa dengan beberapa barang yang harus diamankan dari air. Basah deh...........!!!! Sebelum basah total, mampir di warung di daerah Blahkiuh, ........ beli plastik!!!!

Simpang beli plastik untuk mengamankan gadget.....


Lanjut .............................!!!, Biar dingin ...............!

Tanpa terasa sampai di Darmasaba, .......baru sadar, mungkin karena terang benderang, ....kering, nggak ada hujan .............Wah, lucu....... orang pada kering, kita basah kuyup! EGP!

Akhirnya sekitar jam 18.00 sampai di markas!

Salam Satak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar