Senin, Desember 22, 2008

-> SEKALI lagi tentang Hari Ibu .................., sebuah kontemplasi!

Melati, 22 Desember 2008

Adakah "ibu" adalah seorang perempuan?
.............................................
Seorang perempuan,.....
belum pantas di sebut "ibu" hanya karena ia melahirkan anak.
Ketika itu, ...... "sorga" pun belum tentu ada di bawah telapak kakinya?

Tidak harus dia adalah perempuan,
...... bahkan seorang lelaki sekali pun,
walau tak melahirkan anak, .... dengan naluri ke"ibu"an yang dimilikinya
lebih pantas di sebut "ibu",
dibandingkan perempuan yang "hanya" karena melahirkan anak.
............................................

Jangan lupa!
............ Bumi,
tempat makhluk "berpijak", ...........
...... dia bukanlah lelaki dan
bukan pula perempuan, .....
....... tanpa ia pernah memintanya
kita sebut dia "Ibu Pertiwi".
Dia tak pula pernah berharap proklamasi "Hari Ibu Pertiwi"
.....................................................................
..... dia adalah "ibu di ibu"
Sudah cukup berbaktikah kita kepadanya?

Hmmnn, ..............
Yang "ia" terima lebih banyak:
sensasi politis,
eksploitasi,

erosi,

abrasi,

polusi,

emisi, ..........
sampai "Global Warming", .....
... kini wajahnya kian suram saja!

Salam Satak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar